Langsung ke konten utama

Konsep (Tashawwur) dan Hukum (Tashdiq) dalam Ilmu Mantiq

Konsep (Tashawwur) dan Hukum (Tashdiq) dalam Ilmu Mantiq

Dalam studi Ilmu Mantiq (logika), dua konsep fundamental yang perlu dipahami adalah Tashawwur (konsepsi) dan Tashdiq (pembenaran atau penegasan hukum) [1]. Keduanya adalah dasar untuk membangun pemikiran logis dan sistematis, yang sangat penting dalam memahami ajaran Islam secara komprehensif [2].

Definisi Tashawwur

Secara bahasa, Tashawwur berasal dari kata tashawwara-yatashawwaru, yang berarti membayangkan atau menggambarkan [1][3]. Dalam istilah Ilmu Mantiq, Tashawwur adalah memahami hakikat atau esensi dari sesuatu tanpa memberikan penilaian atau hukum terhadapnya [3][4]. Dengan kata lain, Tashawwur adalah konsepsi atau gambaran mental tentang suatu objek, konsep, atau ide [1][4].

Contoh Tashawwur:

  • Ketika mendengar kata "Masjid", yang terlintas dalam pikiran adalah gambaran tentang tempat ibadah umat Islam [1].
  • Memahami makna kata "shalat" sebagai serangkaian tindakan dan bacaan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
  • Memahami konsep "malaikat" sebagai makhluk Allah yang diciptakan dari cahaya.

Dalam contoh-contoh ini, kita memahami makna dari kata-kata tersebut tanpa memberikan penilaian apakah masjid itu indah, shalat itu wajib, atau malaikat itu benar-benar ada [4].

Definisi Tashdiq

Secara bahasa, Tashdiq berarti membenarkan atau memvalidasi [3][5]. Dalam терминологии Ilmu Mantiq, Tashdiq adalah tindakan membenarkan atau menolak suatu proposisi (pernyataan) [3][6]. Tashdiq melibatkan pemberian hukum ( Hukm ) atau penilaian terhadap suatu konsep [3][5]. Dengan kata lain, Tashdiq adalah Tashawwur yang disertai dengan pembenaran atau penolakan [1][3].

Contoh Tashdiq:

  • "Al-Qur'an adalah kitab suci umat Islam." Dalam pernyataan ini, kita tidak hanya memiliki konsep tentang Al-Qur'an, tetapi juga memberikan penilaian bahwa ia adalah kitab suci [5].
  • "Shalat lima waktu adalah wajib bagi setiap Muslim yang baligh dan berakal." Di sini, kita membenarkan hukum wajib atas shalat lima waktu [5].
  • "Allah adalah Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya." Dalam pernyataan ini, kita menegaskan keesaan Allah dan menolak adanya sekutu bagi-Nya [5].

Hubungan antara Tashawwur dan Tashdiq

Tashawwur adalah langkah awal untuk mencapai Tashdiq [7]. Seseorang harus memiliki pemahaman yang jelas tentang suatu konsep sebelum dapat memberikan penilaian atau hukum terhadapnya [7]. Dengan kata lain, Tashdiq dibangun di atas fondasi Tashawwur [7].

Pembagian Tashawwur dan Tashdiq

Masing-masing dari Tashawwur dan Tashdiq terbagi menjadi dua jenis [1][5]:

  1. Tashawwur Dharuri (Aksiomatik): Konsep yang mudah dipahami tanpa memerlukan pemikiran mendalam [4][5]. Contoh: memahami makna "panas" ketika merasakan panasnya api [5].
  2. Tashawwur Nazhari (Spekulatif): Konsep yang memerlukan pemikiran dan analisis lebih lanjut untuk memahaminya [4][5]. Contoh: memahami hakikat ruh atau konsep reinkarnasi.
  3. Tashdiq Dharuri (Aksiomatik): Pembenaran yang tidak memerlukan penalaran panjang [5]. Contoh: "Api itu panas" [5].
  4. Tashdiq Nazhari (Spekulatif): Pembenaran yang membutuhkan penalaran dan bukti [5]. Contoh: "Alam semesta ini diciptakan oleh Allah" [5].

Implikasi dalam Studi Islam

Memahami Tashawwur dan Tashdiq sangat penting dalam studi Islam. Dengan memahami konsep-konsep agama secara benar (Tashawwur), kita dapat memberikan penilaian yang tepat dan sesuai dengan ajaran Islam (Tashdiq) [7]. Hal ini membantu kita untuk menghindari kesalahpahaman, penafsiran yang keliru, dan pengambilan kesimpulan yang tidak valid.


Referensi:

  1. Memahami Konsep Tashawwur Dan Tashdiq | PDF - Scribd
  2. Tasawur Dan Tasdiq Dalam Ilmu Mantiq (1) Rizki Widari | PDF | Filsafat - Scribd
  3. Ilmu Mantiq (Tasawur dan Tashdiq) | PDF - SlideShare
  4. Tashawwur - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
  5. Mengenal Tashawwur dan Tashdiq - Ruang Intelektual
  6. Tashdiq dalam Ilmu Mantiq - Arene Rin - WordPress.com
  7. Pengertian Ilmu, Tashawwur, Tashdiq, dan Pembagiannya - Pedia Nusantara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIODATA SISWA SMK

BIODATA SISWA SMK DI JURUSAN PERHOTELAN, PEMASARAN DAN AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN بَيَانَاتُ الطَّالِبِ فِي الْمَدْرَسَةِ الْمِهْنِيَّةِ   فِي  قِسْمُ الْفَنْدَقَةِ وَالتَّسْوِيقِ وَالْأَعْمَالِ الزِّرَاعِيَّةِ لِتَجْهِيزِ الْمُنْتَجَاتِ الزِّرَاعِيَّةِ