Bentuk-Bentuk Hadis

Hadis sebagai sumber hukum Islam kedua setelah Al-Quran memiliki berbagai bentuk yang perlu dipahami untuk mempermudah identifikasi dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Secara garis besar, bentuk-bentuk hadis diklasifikasikan menjadi lima [1][2]:

1. Hadis Qauli (Perkataan)

Hadis Qauli adalah segala perkataan atau ucapan Nabi Muhammad SAW yang berisi tuntunan, petunjuk syara', peristiwa, dan kisah, baik yang berkaitan dengan aspek aqidah, syariat, maupun akhlak [3][4]. Dengan kata lain, hadis ini merupakan sabda Nabi dalam berbagai kesempatan [5].

Contoh Hadis Qauli:

عن عمرَ بن الخطَّابِ رَضِيَ اللهُ عنْهُ، قالَ: سَمِعْتُ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يقولُ: «إنَّما الأعْمالُ بالنِّيَّاتِ، وإنَّما لِكُلِّ امْرِئٍ ما نَوَى، فَمَنْ كانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ، فَهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ، ومَنْ كانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيا يُصِيبُها، أوِ امْرَأَةٍ يَنْكِحُها، فَهِجْرَتُهُ إلى ما هاجَرَ إلَيْهِ»

Artinya: "Dari Umar bin Khattab RA, ia berkata: "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Dan setiap orang akan mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya. Barangsiapa hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai dengan apa yang ia niatkan."

2. Hadis Fi’li (Perbuatan)

Hadis Fi'li adalah segala perbuatan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW [6][7]. Hadis ini memberikan contoh praktis tentang bagaimana Nabi melaksanakan ibadah, berinteraksi dengan orang lain, dan menjalani kehidupan sehari-hari [8][9].

Contoh Hadis Fi'li:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاك

Artinya: "Rasulullah SAW ketika bangun malam (untuk shalat tahajud) membersihkan mulutnya dengan siwak."

3. Hadis Taqriri (Ketetapan)

Hadis Taqriri adalah ketetapan atau persetujuan Nabi Muhammad SAW terhadap perkataan atau perbuatan yang dilakukan oleh para sahabatnya [10][11]. Dalam hal ini, Nabi mendiamkan atau tidak menyanggah suatu perbuatan atau perkataan sahabat yang dilakukan di hadapannya atau pada masanya, yang menunjukkan bahwa beliau menyetujui perbuatan atau perkataan tersebut [10][12].

Contoh Hadis Taqriri:

Sikap Rasulullah SAW yang membiarkan para sahabatnya memakan daging biawak [10]. Diamnya Nabi menunjukkan hukumnya adalah meniadakan keberatan untuk diperbuat [10][13].

4. Hadis Hammi (Keinginan)

Hadis Hammi adalah hadis yang berupa keinginan atau hasrat Nabi Muhammad SAW yang belum sempat terlaksana [3][14]. Meskipun belum terwujud dalam tindakan, keinginan Nabi ini tetap menjadi bagian dari sunnahnya [1].

Contoh Hadis Hammi:

Keinginan Rasulullah SAW untuk berpuasa pada tanggal 9 Asyura [3][15].

5. Hadis Ahwali (Keadaan)

Hadis Ahwali adalah hadis yang berkaitan dengan sifat-sifat, kepribadian, dan keadaan fisik Nabi Muhammad SAW [16][17]. Hadis ini memberikan gambaran tentang bagaimana Nabi berpenampilan, bagaimana akhlaknya, dan bagaimana karakteristik pribadinya [1][18].

Contoh Hadis Ahwali:

Sifat jujur, benar, dan lurus yang melekat pada diri Rasulullah SAW sejak kecil, sehingga beliau mendapat gelar Al-Amin (orang yang dapat dipercaya) [17].

Kesimpulan

Memahami berbagai bentuk hadis sangat penting untuk mengamalkan ajaran Islam secara komprehensif. Dengan mengenali bentuk-bentuk hadis, umat Islam dapat lebih mudah memahami konteks dan maksud dari setiap hadis, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tepat.

Cari Blog Ini