Langsung ke konten utama

Berpikir Kritis dan Mencintai IPTEK

 

Berpikir Kritis dan Mencintai IPTEK: Perspektif Islam

Pendahuluan

Dalam khazanah Islam, berpikir kritis dan penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi (IPTEK) memiliki kedudukan yang sangat penting. Islam tidak hanya mendorong umatnya untuk beribadah secara ritual, tetapi juga untuk menggunakan akal dan pikiran dalam memahami alam semesta dan mengembangkan teknologi yang bermanfaat bagi kemanusiaan [1][2]. Artikel ini akan membahas mengenai pentingnya berpikir kritis dan mencintai IPTEK dari sudut pandang Al-Quran, hadits, pendapat ulama, serta kisah-kisah teladan.

Dalil Al-Quran tentang Berpikir Kritis

Al-Quran, sebagai sumber utama ajaran Islam, banyak memberikan dorongan kepada umatnya untuk berpikir kritis. Berikut adalah beberapa dalil yang menunjukkan pentingnya berpikir kritis:

  1. Surah Ali Imran (3:190-191) [3][4]:

    إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ. الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

    Artinya: "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka" [3][5].

    Ayat ini menjelaskan bahwa Allah SWT menciptakan alam semesta dengan segala keteraturannya sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang berakal. Orang-orang yang berakal adalah mereka yang senantiasa mengingat Allah dalam setiap keadaan dan menggunakan akalnya untuk memikirkan ciptaan-Nya [3].

  2. Surah Al-Hujurat (49:6) [6]:

    يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

    Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu seorang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu".

    Ayat ini mengajarkan umat Islam untuk selalu meneliti dan memverifikasi setiap berita atau informasi yang datang, terutama jika berita tersebut berasal dari orang yang tidak terpercaya [6]. Hal ini merupakan bagian dari berpikir kritis agar tidak mudah terprovokasi dan mengambil keputusan yang salah.

  3. Surah Az-Zumar (39:9)

    قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ

    Artinya: "Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran".

    Ayat ini menegaskan bahwa orang yang berilmu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu [7]. Ilmu pengetahuan adalah cahaya yang membimbing manusia menuju kebenaran dan menjauhkannya dari kesesatan.

Hadits Nabi tentang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Selain Al-Quran, hadits Nabi Muhammad SAW juga banyak memberikan penekanan terhadap pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Berikut adalah beberapa hadits yang relevan:

  1. Kewajiban Menuntut Ilmu [8]:

    طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ

    Artinya: "Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim" (HR. Ibnu Majah).

    Hadits ini secara tegas menyatakan bahwa menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan [8]. Ilmu yang dimaksud di sini tidak hanya terbatas pada ilmu agama, tetapi juga mencakup ilmu-ilmu duniawi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.

  2. Kemudahan Jalan ke Surga bagi Penuntut Ilmu [7][8]:

    وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

    Artinya: "Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga" (HR. Muslim).

    Hadits ini memberikan motivasi kepada umat Islam untuk senantiasa mencari ilmu, karena dengan ilmu tersebut Allah akan memudahkan jalannya menuju surga [8].

  3. Ilmu sebagai Amal Jariyah [8]:

    إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

    Artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah semua amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya" (HR. Muslim) [7].

    Hadits ini menjelaskan bahwa ilmu yang bermanfaat akan menjadi amal jariyah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang tersebut telah meninggal dunia [8]. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk tidak hanya mencari ilmu, tetapi juga mengamalkan dan menyebarkannya kepada orang lain.

  4. Hadits tentang Penyerbukan Kurma [9]:

    Dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah melewati kebun kurma dan memberikan saran terkait penyerbukan. Namun, ketika saran tersebut tidak membawa hasil yang baik, Nabi SAW bersabda: "Apabila penyerbukkan itu bermanfaat bagi kalian, maka lakukanlah. Aku hanya berprasangka saja saat itu. Mohon jangan salahkan aku atas prasangka yang aku lontarkan. Akan tetapi, apabila aku menyampaikan pada kalian wahyu dari Allah, maka hendaklah kabar itu kalian ambil, sungguh aku tidak pernah berbohong atas nama Allah" [9].

    Hadits ini memberikan pelajaran bahwa dalam urusan duniawi, manusia diberikan kebebasan untuk berpikir dan berkreasi. Namun, jika ada wahyu dari Allah SWT, maka wajib untuk diikuti.

Pendapat Ulama tentang IPTEK

Para ulama memiliki pandangan yang positif terhadap perkembangan IPTEK. Mereka berpendapat bahwa IPTEK dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan umat manusia dan memajukan peradaban Islam [1][2]. Namun, para ulama juga mengingatkan bahwa pengembangan IPTEK harus tetap berlandaskan pada nilai-nilai Islam dan tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah [1][10].

Menurut Dr. Akhtim Wakyuni, bahwa sebanyak 750 ayat dalam Al-Quran membicarakan mengenai ilmu pengetahuan [2]. Sehingga Perkembangan IPTEK seharusnya menjadi ilmu pengetahuan yang harus dipelajari dan dimanfaatkan untuk kehidupan beragama [2].

Islamisasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan bagian dari upaya memberikan nilai-nilai Islam pada beragam keilmuan dengan ragam model pengembangannya [11]. Beragam keilmuan dikembangkan dengan memberikan pandangan keislaman di dalamnya [11].

Kisah Teladan

Dalam sejarah Islam, terdapat banyak tokoh yang menjadi teladan dalam berpikir kritis dan mencintai IPTEK. Salah satu contohnya adalah Ibnu Sina (Avicenna), seorang ilmuwan Muslim yang ahli dalam bidang kedokteran, filsafat, dan astronomi. Ibnu Sina telah memberikan kontribusi besar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan karyanya menjadi rujukan penting bagi para ilmuwan di Eropa pada Abad Pertengahan [12].

Selain Ibnu Sina, terdapat juga tokoh-tokoh lain seperti Al-Khawarizmi (ahli matematika dan astronomi), Al-Biruni (ahli geografi dan sejarah), dan Ibnu Khaldun (ahli sosiologi dan sejarah) [12]. Mereka adalah para ilmuwan Muslim yang telah memberikan kontribusi besar bagi peradaban manusia.

Selain itu, Abdullah bin Abbas juga merupakan sahabat Nabi yang dikenal karena kecerdasannya dan keinginannya yang kuat untuk belajar [13].

Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Berikut adalah beberapa cara mengimplementasikan berpikir kritis dan kecintaan terhadap IPTEK dalam kehidupan sehari-hari:

  1. Membiasakan diri untuk membaca dan mencari informasi dari berbagai sumber [12].
  2. Menganalisis informasi dengan cermat sebelum mempercayainya [3][6].
  3. Mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam berbagai bidang [1][2].
  4. Menggunakan teknologi untuk hal-hal yang positif dan bermanfaat [1][2].
  5. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan ilmiah dan diskusi yang конструктив [2].

Kesimpulan

Berpikir kritis dan mencintai IPTEK adalah bagian integral dari ajaran Islam. Al-Quran dan hadits mendorong umatnya untuk senantiasa menggunakan akal dan pikiran dalam memahami alam semesta dan mengembangkan teknologi yang bermanfaat bagi kemanusiaan [6][8]. Dengan berpikir kritis dan mencintai IPTEK, umat Islam dapat memberikan kontribusi positif bagi kemajuan peradaban dan meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat [7].


Referensi:

  1. Pandangan Islam Terhadap Ilmu Teknologi: Pencarian Ilmu, Etika, dan Tanggung Jawab Moral - MUI KAB. MOJOKERTO
  2. Inilah Pandangan Islam Pada Perkembangan IPTEK - Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
  3. Penjelasan tentang Berpikir Kritis Menurut Islam dan Al-Quran | kumparan.com
  4. 8 Hadis tentang Berpikir Kritis yang Dapat Menjadi Pedoman - Ragam Bola.com
  5. Berpikir Kritis Menurut Alquran dan Manfaatnya dalam Kehidupan | kumparan.com
  6. 9 Dalil Tentang Berpikir Kritis - Portal Islam
  7. Keutamaan Menuntut Ilmu dalam Islam - Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
  8. 20 Hadits Tentang Menuntut Ilmu, Pahalanya Seperti Orang yang Haji Sempurna - detikcom
  9. Bagaimana Nabi Memandang Kemajuan Sains dan Teknologi? - NU Online
  10. Pengembangan Iptek Dalam Tinjauan Hukum Islam - Neliti
  11. PENGEMBANGAN IPTEK DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM - Repository UIN Sunan Ampel Surabaya
  12. Kisah-Kisah Teladan Menakjubkan Tentang Semangat Menuntut Ilmu - Al I'tishom
  13. Kisah Sahabat Nabi Menuntut Ilmu: Inspirasi untuk Generasi Masa Kini - BAZNAS

Tugas Individu

Esai Analitis:
  • Topik: Pilih satu isu kontroversial terkait IPTEK (misalnya, kecerdasan buatan, rekayasa genetika, media sosial) dan tulis esai yang menganalisis berbagai argumen yang ada, berdasarkan dalil Al-Quran, hadits, dan pendapat ulama. Sertakan solusi yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
  • Tujuan: Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dalam menganalisis isu-isu kompleks dan merumuskan solusi yang berlandaskan ajaran Islam 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIODATA SISWA SMK

BIODATA SISWA SMK DI JURUSAN PERHOTELAN, PEMASARAN DAN AGRIBISNIS PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN بَيَانَاتُ الطَّالِبِ فِي الْمَدْرَسَةِ الْمِهْنِيَّةِ   فِي  قِسْمُ الْفَنْدَقَةِ وَالتَّسْوِيقِ وَالْأَعْمَالِ الزِّرَاعِيَّةِ لِتَجْهِيزِ الْمُنْتَجَاتِ الزِّرَاعِيَّةِ